Berita untuk Investor

Penjualan Bersih PT Gajah Tunggal Tbk meningkat 14,2% di FY21

Penjualan Bersih PT Gajah Tunggal Tbk meningkat 14,2% di FY21

PT Gajah Tunggal Tbk telah mencatat Penjualan Bersih sebesar Rp 15.344 miliar di FY21 dibandingkan dengan Rp 13.434 miliar di FY20. Peningkatan sebesar 14,2% didorong oleh kuatnya penjualan di pasar domestik yang meningkat sebesar 24,7%. Penjualan domestik Perusahaan yang tinggi didorong oleh pulihnya permintaan produk perusahaan , baik di pasar pengganti/replacement maupun pasar OEM. Penjualan ekspor di sisi lain turun tipis sebesar 2,0%, karena terbatasnya ketersediaan peti kemas yang disebabkan adanya hambatan rantai pasokan global, pada akhirnya berpengaruh terhambatnya kinerja penjualan ekspor.

Marjin kotor Perusahaan turun dari 19,9% di FY20 menjadi 13,8% di FY21 karena kenaikan biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan biaya angkut dan harga bahan baku. Rasio biaya operasi terhadap penjualan Perseroan meningkat lebih kecil dibandingkan dengan penjualan bersih Perseroan. Oleh karena itu marjin usaha dan EBITDA Perseroan turun lebih kecil dari pada penurunan marjin kotor Perseroan. EBITDA Perusahaan turun dari Rp 2.058 miliar / US$ 140,3 juta di FY20 menjadi Rp 1.453 miliar / US$ 101,7 juta di FY21. Laba usaha yang lebih rendah juga mengurangi laba bersih Perseroan, meskipun kerugian karena selisih kurs menurun, laba bersih Perseroan turun dari Rp 319 miliar di FY20 menjadi Rp 80 miliar di FY21.

Pada FY21 Perusahaan berhasil mengubah struktur utangnya dengan melakukan refinancing sisa Hutang Senior Secured Term Loan dan Senior Secured Notes senilai US$ 250 juta, keduanya jatuh tempo pada tahun 2022. Senior Secured Term Loan dibiayai kembali dengan Senior Secured Term Loan baru selama 7 tahun dalam mata uang Rupiah senilai Rp 1,325 triliun, sementara Senior Secured Notes senilai US$ 250 juta telah dibiayai kembali dengan Senior Secured Notes baru senilai US$ 175 juta yang akan jatuh tempo pada tahun 2026 dan Senior Secured Term Loan selama 7 tahun dengan mata uang Rupiah senilai Rp 1,451 triliun.

Perusahaan percaya bahwa struktur hutang baru lebih mendukung berkelanjutannya usaha Perseroan, dimana Perusahaan telah memperpanjang profil jatuh tempo hutang dan bauran mata uang hutang Perusahaan telah meningkat, dengan tujuan untuk mengurangi dampak dari risiko volatilitas nilai tukar USD/IDR.

Selebihnya di Berita untuk Investor

Default GT post image
Berita untuk Investor

Ringkasan Risalah RUPST – 26 Juni 2024

Default GT post image
Berita untuk Investor

Laporan Paparan Publik – 26 Juni 2024

Default GT post image
Berita untuk Investor

Pembagian Dividen Tunai Tahun Buku 2023